Saksikan fenomena alam Hujan Meteor Orionid 21-22 Oktober 2016

Saksikan Fenomena alam Hujan Meteor Orionid 21-22 Oktober 2016





Hujan Meteor?Reaally?
wow banget nih..
masa?
emang kamu tau meteor itu apa?
oh iya...haha
Apa, sih, meteor itu?

Meteor kadang disebut juga sebagai bintang jatuh. Tapi tentu saja, mereka bukan benar-benar sebuah bintang. Meteor adalah puing-puing bekas asteroid atau komet yang terbakar ketika memasuki atmosfer Bumi.

Setelah hujan meteor Draconid pada 7-8 Oktober 2016, pertunjukan hujan meteor masih belum usai di bulan kesepuluh dalam kalender masehi ini. Kita masih akan disuguhkan fenomena hujan meteor Orionid mulai 15-30 Oktober 2016. Pada tahun 2016, hujan meteor Orionid yang merupakan peristiwa tahunan ini diperkirakan akan mencapai puncaknya mulai tengah malam hingga menjelang fajar pada tanggal 21 dan 22 Oktober, dengan intensitas diperkirakan sebanyak 10 sampai 20 meteor per jam.

Meteor-meteor Orionid berasal dari puing-puing yang ditinggalkan oleh Komet Halley. Sebuah komet yang terakhir mengunjungi Bumi pada tahun 1986. Komet ini meninggalkan puing-puing pada bekas orbitnya, yang ketika Bumi melintasi bekas orbit tersebut membuat puing-puing ini masuk ke atmosfer lalu terbakar sehingga disebut meteor. Puing-puing dari Komet Halley ini terbakar pada ketinggian 100 kilometer di atas permukaan Bumi. Mereka akan terbakar sampai habis sebelum akhirnya mencium Bumi. Sekadar info, meteor-meteor pada hujan meteor Orionid bergerak cepat, sekitar 66 kilometer per detik. Waktu terbaik untuk mngamati hujan meteor Orionid mulai tengah malam (00:00 waktu lokal daerah Anda) hingga menjelang fajar (waktu Subuh).

Di langit yang gelap dan bebas polusi, Anda akan berkesempatan melihat sekitar 25 meteor per jam dengan mata telanjang! Tahun ini, sayangnya puncak hujan meteor Orionid yang terjadi pada tanggal 21 Oktober 2016 akan bertepatan dengan fase Bulan Bungkuk. Dengan begitu, meteor-meteor yang redup bisa saja menjadi lebih redup karena kalah oleh cahaya Bulan yang terang.Dengan adanya Bulan yang terletak hanya beberapa derajat di atas rasi bintang Orion, tahun ini sepertinya akan cukup sulit dan menantang untuk berburu meteor-meteor pada hujan meteor Orionid. Tapi bukan berarti tidak akan muncul meteor, bagi Anda yang penyabar mungkin akan tetap berkesempatan melihat banyak meteor.

Ingat juga bahwa dibutuhkan sekitar dua puluh hingga empat puluh menit untuk mata Anda beradaptasi dengan kegelapan malam. Setiap hujan meteor memiliki titik radian, atau titik di langit di mana seolah hujan meteor ini muncul. Untuk hujan meteor Orionid, tentu titik radiannya adalah rasi bintang Orion. Menemukannya cukup mudah, sebab rasi bintang Orion memiliki ciri khas tiga bintang sejajar seperti pada foto kedua di atas.Tapi Anda tidak perlu terus-menerus melihat ke arah rasi bintang Orion untuk melihat lesatan meteor. Sebab meteor-meteor akan terlihat selebar 30 derajat atau lebih dari titik radiannya. Dan ingat, meteor-meteor melesat dari dan ke segala arah. Jadi meteor akan muncul di semua area langit!

Itu sebabnya cara terbaik untuk melihat hujan meteor dibutuhkan lokasi pengamatan yang medan pandangnya luas, seperti di atas pegunungan atau di tengah lapangan. Hujan meteor juga tidak perlu diamati lewat teleskop, karena teleskop hanya akan membuat pandangan langit menjadi menyempit.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama