GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.


Pada tahun 2016 ini diprediksi terjadi  lima kali gerhana, yaitu

1.  Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia.

2.  Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia

3.  Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 18 Agustus 2016 yang dapat diamati dari Indonesia

4.  Gerhana  Matahari  Cincin  (GMC)  1  September  2016  yang  dapat  diamati  dari  Indonesia  berupa

Gerhana Matahari Sebagian

5.  Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 16-17 September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia



Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah  memberikan  informasi  dan  pelayanan tanda  waktu,  termasuk  di  dalamnya  adalah  informasi Gerhana Bulan dan Matahari.




Gambar 1. Peta lintasan Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 di dunia


Pada Gambar 1 ditampilkan Peta Lintasan GMC 1 September 2016. Sebagaimana terlihat, jalur cincin GMC 1 September 2016, yang ditandai oleh dua garis merah yang berdekatan, dapat diamati di Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia. Adapun di luar jalur cincin tersebut, yaitu di sebagian kecil Amerika Selatan, Samudra Atlantik, Afrika kecuali sedikit Afrika bagian Utara, Semenanjung Arabia bagian Barat Daya, Samudra Hindia, dan sebagian kecil Indonesia serta Australia.


Peta lintasan GMC 1 September 2016 yang teramati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2 dan Tabel terlampir, gerhana ini akan teramati dari 124 kota dan kabupaten di 10 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian Barat. GMC 1 September 2016 ini akan teramati dari lokasi-lokasi di atas pada saat Matahari akan terbenam.

Gambar 2. Peta lintasan Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 di Indonesia



Pada Gambar 3 ditampilkan ilustrasi proses GMC 1 September 2016 di daerah yang terlewati berupa Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana dimulai saat Kontak Pertama terjadi, yaitu ketika piringan Bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran putih dengan garis putus-putus, mulai menutupi piringan Matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning. Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai  akan  semakin  besar  hingga  hingga  mencapai  puncaknya  yang  disebut  sebagai  Puncak
Gerhana.



Gambar 3. Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016 yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian.


Pada saat puncak gerhana tersebut, besaran piringan Matahari yang tergerhanai bergantung pada magnitudo gerhana, yaitu perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai oleh Bulan dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. Magnitudo GMC 1 September 2016 terbesar yang teramati dari Indonesia adalah 0,066 yaitu di Kalianda, Lampung.


Setelah  itu,  piringan  Matahari  yang  tampak  tergerhanai  akan  semakin  kecil  hingga  akhirnya  Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Terakhir. Lama waktu dari kontak pertama hingga kontak terakhir atau saat Matahari terbenam, jika Kontak Terakhirnya terjadi setelah Matahari Terbenam, disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Kota Manna, Bengkulu, yaitu selama 34 menit 30,1 detik.


Sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran, waktu-waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda- beda. Secara umum, kontak pertama GMC 1 September 2016 di Indonesia adalah di Pacitan yang terjadi pada pukul 17 : 26 : 00,9 WIB untuk selanjutnya menyebar ke daerah lainnya. Mengingat gerhana ini terjadi saat sore hari di Indonesia, semua lokasi di pulau Jawa dan Kalianda, Lampung hanya terlewati oleh kontak pertama saja untuk kemudian Mataharinya terbenam.


Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Bara pada  pukul

17 : 52 : 18,5 WIB untuk selanjutnya menyebar ke lokasi lainnya di Sumatera. Setelah puncak gerhana ini, Matahari pun terbenam di semua kota di Lampung, serta di beberapa kota di Sumatera Selatan dan Bengkulu. Adapun proses gerhana berakhir ketika kontak terakhir terjadi. Hal ini akan teramati paling awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan pada pukul 17 : 59 : 36,0 WIB dan paling akhir di Kepahiang, Bengkulu pada pukul 18 : 06 : 58,2 WIB.


Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros      tertentu.  Gerhana-gerhana  pada Siklus Saros tertentu akan berulan hampir setiap 18 tahun
11 hari. Sebagai contoh, GMC 1 September 2016 adalah anggota ke 39 dari 71 anggota pada Siklus Saros ke 135. Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMC 1 September 2016 ini adalah GMC yang terjadi      pada      2 Agustus 1998 Adapun     Gerhana     sesudahnya     yan berasosiasi      dengan GMC 1 September 2016 tersebut adalah GMC yang terjadi pada 12 September 2034.

#sumber:
Informasi Lanjut:

Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Gedung C Lantai 3
Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10610

Telepon              : (021) 4246321 ext. 3309

Situs                    :  http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/ Email                   :  gtw@bmkg.go.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama